top of page

50 Tips Membuat Kelas Daring berenergi

Energi belajar itu menular. Kalau kita sebagai fasilitator mampu menunjukkannya di hadapan peserta maka mereka akan melihat dan menyerapnya. Ini adalah langkah pertama membuat peserta antusias dan tertarik terlibat dalam proses pembelajaran.

1. Tunjukkan minat dan antusiasme anda sebagai fasilitator

Energi belajar itu menular. Kalau kita sebagai fasilitator mampu menunjukkannya di hadapan peserta maka mereka akan melihat dan menyerapnya. Ini adalah langkah pertama membuat peserta antusias dan tertarik untuk terlibat dalam proses pembelajaran.


2. Buka kamera Anda dan tunjukkan diri terbaik Anda sewaktu berada di kelas daring Apa yang kita rasakan kalau peserta membuka kameranya? Pasti kita merasa lebih bersemangat ketimbang melihat layar hitam atau gambar tak bergerak. Begitu juga jika peserta dapat melihat wajah kita, itu akan berkali-kali lipat lebih memotivasi mereka. Jadi mulai dari diri kita untuk selalu on-camera.


3. Pasang Musik dan banner di awal sebelum mulai

Pasang musik dan banner kegiatan di awal saat peserta masuk kelas. Sembari menunggu mereka hadir, peserta yang sudah masuk dapat menikmati suasana kelas yang bersemangat. Kita juga bisa melakukannya pada saat-saat istirahat.


4. Kenali peserta

Pastikan kita mengenal siapa-siapa peserta kita, pahami latar belakang mereka. Jangan ragu menyapa dan memanggil mereka selama berlangsungnya sesi. Minta peserta menuliskan nama panggilannya dan darimana asal mereka di layar agar mudah disapa dan diingat.


5. Lakukan warm-up (pemanasan), buat intro

Lakukan pemanasan dan beri pengantar di setiap awal sesi atau perpindahan kegiatan. Tanyakan dan pastikan apakah peserta siap untuk belajar. Cek peralatan dan koneksi peserta.


6. Formulasikan tujuan belajar dan bantu peserta mengingatnya

Cara lain agar peserta tetap on-track adalah selalu mengingatkan tujuan pembelajaran. Karenanya, tuliskan tujuan dan agenda sesi di chat room dan ingatkan terus menerus selama berlangsungnya sesi. Dalam kelas daring banyak peserta yang keluar masuk atau terlempar. Mereka sering kehilangan informasi dalam ruang percakapan tentang apa agenda dan tahapan kegiatan.


7. Istirahat, stretching (meregangkan badan)

Jika kita punya waktu yang panjang (lebih dari 120 menit) pastikan memberi kesempatan untuk break instirahat 5-10 menit. Ajak peserta untuk sekedar stretching atau mereka bisa ke toilet, menambah kopi atau menikmati snack.


8. Gunakan latar belakang virtual dalam kelas daring Jika peserta menggunakan komputer dengan kemampuan membuat background virtual, anda bisa mengajak peserta untuk memilih tema-tema yang menarik. Misalnya hari ini kita akan menggunakan tema pegunungan, tema pantai, tema perpustakaan, tema lapangan olahraga, keadilan, lingkungan, dan sebagainya.

9. Tombol reaksi

Undang peserta untuk menggunakan tombol reaksi yang tersedia di fitur aplikasi untuk mengapreasiasi (jempol atau tepuk tangan), memberi penguatan (heart), memberi semangat atau menggunakan tombol angkat tangan jika ada pertanyaan atau hal-hal yang ingin disampaikan.

10. Bawa tamu yang menarik untuk bergabung dengan kelas Anda Datangkan tamu yang menarik untuk bergabung dengan kelas Anda, bisa tokoh pada isu tertentu atau alumni pelatihan. Mereka bisa berbagi pengalaman atau membahas topik atau presentasi.

11. Sesi Tanya Jawab

Manfaatkan sesi tanya jawab untuk merangsang dinamika berfikir kritis peserta. Peserta juga bisa didorong untuk mulai menyiapkan atau memarkir pertanyaan di chat room walaupun narasumber belum selesai presentasi. Pastikan Anda sendiri juga menyiapkan pertanyaan.

12. Jamming dan Stand-up

Pada saat pergantian kegiatan atau jam istirahat, atau bisa juga pada sesi closing, lakukan jamming bermain alat musik bersama-sama, aktivitas seni, atau stand-up berbagi cerita atau mop. Ini bisa untuk memberi energi dan kejutan pada peserta. Kenali peserta dengan bakat-bakat khusus pertunjukan.

13. Menyediakan Aktivitas dan Fitur Interaktif Sesi belajar terbaik adalah ketika semua aktif bertukar pengalaman, gagasan dan pendapat, baik peserta maupun fasilitator. Interaksi diperlukan untuk proses belajar. Masukkan aktivitas interaktif ke dalam kelas daring berupa review, kuis, brainstorming, permainan, atau bahkan kunjungan lapangan virtual.

14. Merancang Games Gamifikasi adalah penerapan elemen desain dan prinsip game dalam konteks non-game. Lakukan kegiatan untuk memecahkan masalah memakai elemen permainan. Dengan menambahkan game, kita membuat sesi lebih menarik, menyenangkan, dan mengasyikkan.

15. Membuat contoh-contoh ilustrasi dalam bentuk cerita (story telling) Untuk membuat kelas daring menarik salah satunya mengisi dengan cerita-cerita pendek. Otak manusia menjadi kelebihan beban jika dibombardir dengan konsep. Cerita akan membantu kita berimajinasi. Gunakan story telling langsung lewat teks, video, ataupun audio.


16. Berpikir seperti produser TV Untuk merancang kelas daring menarik bisa dilakukan dengan memodelkan format yang biasa dipakai produser berita untuk menarik dan menjaga perhatian pemirsa: rumusnya "berita 7 menit, kemudian iklan"

17. Gunakan Metode Sokratik

Metode Socrates adalah dialog argumentatif melalui tanya jawab mendalam yang merangsang pemikiran kritis dan menggali alasan-alasan yang yang mendasarinya. Ini model yang bisa digunakan untuk menggali pendapat peserta terkait isu yang dibahas. Buat peserta sibuk berpikir, minta mereka mencari contoh-contoh.

18. Bagikan rujukan yang bermanfaat Sebagai fasilitator kadang-kadang kita juga harus menjadi wiki, kamus, atau ensiklopedi berjalan. Kalau ada narasumber yang menyampaikan materi dan menyebutkan rujukan-rujukan yang baru, maka siap-siaplah untuk melakukan pencarian dan menyediakannya untuk peserta.

19. Buat sistem pertemanan Kerja kelompok adalah sesuatu yang umum dilakukan dalam kelas tatap muka. Meskipun dalam kelas daring mereka tidak berjumpa secara fisik namun sistem pertemanan daring bisa dimanfaatkan untuk menggarap proyek atau tugas bersama. Bisa juga buat sistem pertemanan berpasangan di awal pelatihan.

20. Kembangkan kurikulum yang memungkinkan diskusi sejawat Membangun peer group atau kelompok sebaya dan komunitas dalam kelas-kelas daring akan membantu peserta untuk menemukan ikatan dan mengurangi perasaan terisolasi. Perbanyak dan maksimalkan proses tersebut selama sesi-sesi asinkron. Percakapan komunitas bisa dilanjutkan dalam kelas asinkron.

21. Lakukan survei atau poling Gunakan aplikasi survei mini (poling, asesmen, kuis) terkait materi atau proses pembelajaran. Poling bisa di awal, di akhir atau di tengah-tengah sesi ketika melakukan perpindahan kegiatan. Gunakan perangkat yang mudah diakses. Siapkan pertanyaan sederhana namun menggelitik nalar peserta. Survei mini bukan hanya alat asesmen tapi juga efektif untuk menggerakkan keterlibatan.

22. Masuk ke setiap kelas dengan percakapan pribadi Dalam berbagai acara, obrolan ringan sangat penting untuk membuat peserta tidak merasa terasing. Kita bisa mengenal peserta secara pribadi, kalau kita memperlakukan mereka seperti manusia nyata. “Water cooler talk” biasa dipakai untuk menggambarkan diskusi santai yang tidak terkait sesi.

23. Undang peserta terlibat dan berkontribusi Dalam kelas orang dewasa semua orang memiliki pengalaman dan latar belakang pengetahuan yang beragam. Undang peserta berbagi pengetahuan dan saling menginspirasi. Panggil nama mereka sesekali dan kaitkan kegiatan atau topik dengan latar belakang atau pengalaman mereka.


24. Lakukan peer review Ini adalah teknik evaluasi klasik yang bisa dilakukan secara daring yang memungkinkan peserta meninjau pekerjaan atau saling memberi input satu sama lain, sembari memperkuat pemahaman mereka tentang apa yang mereka lakukan.

25. Siapkan pertanyaan kunci jika kelas mulai pasif

Siapkan pertanyaan kunci jika peserta kurang bersemangat. Undang tanggapan peserta lebih dulu sebelum melemparnya kepada narasumber.

26. Jangan takut dengan keheningan Kadang orang butuh waktu untuk berfikir. Jika kita melemparkan pertanyaan dan tidak ada yang merespon, jangan panik. Beri peserta waktu untuk mencerna beberap menit.

27. Berkreasilah dengan Chat room Chat room bisa jadi ruang komunikasi utama di kelas daring, kreatiflah untuk menyusun diskusi sehingga semua orang berkontribusi. Dalam chat peserta punya cukup waktu memikirkan apa yang ingin ditulis sebelum merespons. Chat room yang penuh selama sesi menunjukkan kelas kita cukup dinamis.



28. Kolaborasi Online Fasilitator harus mencoba berbagai platform alternatif untuk pembelajaran interaktif dan kolaboratif. Gunakan papan tulis kolaboratif untuk mengumpulkan gagasan peserta. Bermainlah dengan warna, gambar, teks, dan diagram.

29. Interaksi one-on-one Sebisa mungkin, lakukan percakapan one-on-one dengan peserta, dengarkan minat, pengalaman, kebutuhan, tantangan, tujuan mereka. Tunjukkan kita peduli pada kebutuhan mereka. Kalau tidak ada waktu menyampaikan secara lisan kita bisa melakukan percakapan rahasia.

30. Membagi dan mendelegasikan tugas

Seperti di kelas tatap muka kita kerap membagi peran peserta ikut bertanggung jawab pada kelasnya. Minta peserta menjadi time keeper, moderator, mengecek daftar hadir, menjadi co-host, mencatat di papan, dll. Peran-peran itu akan membuat mereka menjadi merasa berkontribusi.

31. Pantau semua layar

Kalau peserta lebih dari 20 orang, maka layar kita akan penuh dan kita harus memindahkan layar untuk bisa melihat semua peserta. Rajin-rajinlah memeriksa dan memantau layar untuk mengetahui apakah peserta kita masih ada atau masih on-camera.

32. Pantau Percakapan di chat room Pantau chat room baik-baik. Seringkali ada banyak gagasan, input, pendapat, permintaan, keluhan, dll yang dituliskan oleh peserta di chat room. Pastikan peserta menggunakan chat room secara bertanggung jawab.


33. Pantau Daftar Peserta Pantau daftar peserta secara berkala, siapa yang keluar masuk, apakah ada peserta yang terlempar, apakah ada tamu tak diundang, dll. KIta harus memeriksa siapa yang hadir dan tidak hadir seperti halnya dalam kelas tatap muka. Minta co-fasilitator membantu kalau kita terlalu sibuk dengan kegiatan.


34. Gunakan Spotlight

Kalau ada fitur spotlight gunakan dengan baik untuk memberikan "panggung" pada narasumber atau peserta yang bicara atau presentasi. Ini akan memberikan rasa istimewa dan kebanggaan, dan juga membuat fokus perhatian dalam kelas daring.

35. Rekam Sesi Pembelajaran

Ini harusnya sudah otomatis dilakukan oleh panitia. Tapi kita bisa menggunakan rekaman sesi pembelajaran untuk membuat konten digital untuk memperkuat pemahaman. Buat dalam bentuk micro-learning. Rekaman juga berguna kalau ada peserta tidak hadir, mereka bisa mengejar sesi dengan melihat rekaman.

36. Ikuti Prinsip Microlearning Memecah pelajaran dan membuatnya mudah dicerna membutuhkan chunking atau potongan konten yang dapat dikonsumsi cepat. Pikirkan tentang bagaimana memecah topik-topik besar menjadi konten yang lebih kecil dan bagaimana menggunakannya dalam sesi-sesi sinkron dan asinkron.


37. Manajemen Waktu Dalam kelas apapun, tatap muka maupun daring, waktu harus dikelola dengan baik. Dalam kelas daring karena kelas virtual sinkron sangat terbatas waktunya dan orang cepat bosan maka rundown acara sangat ketat. Manajemen waktu harus dijaga.

38. Tetapkan Netiket atau House Rules Setiap pelatihan membutuhkan house rules. Untuk kelas daring kadang disebut netiket. Ini semacam do's and don'ts. Memiliki aturan dasar yang jelas membuat peserta menganggap serius kelas kita. Pastikan peserta menjaga dan menghormati aturan dasar tersebut. Periksa dan ingatkan dari waktu ke waktu.

39. Menjaga Keamanan Kelas Tidak ada satpam di kelas daring karenanya keamanan harus dijaga bersama. Beberapa aturan umum untuk kemananan adalah: jangan membagikan tautan kelas secara serampangan, lindungi dengan kata sandi, gunakan 'Ruang Tunggu' untuk mengontrol siapa yang bergabung, pastikan kita mengenal semua peserta di dalam ruangan, ketahui bagaimana cara mengelola (dan menghapus) peserta.

40. Kirim Undangan yang menarik untuk setiap sesi Setelah kita menyiapkan rancangan sesi kita bisa membuat undangan untuk peserta. Buat undangan secara spesial dan spesial untuk tiap sesi. Sebaiknya menyertakan agenda, pengumuman untuk bergabung, dan persiapan yang perlu dibawa atau dipelajari lebih dulu oleh peserta. Tautkan undangan di LMS.


41. Break-out

Kelas besar dan kelas kecil memiliki manfaatnya masing-masing. Gunakan kelas-kelas break-out untuk diskusi kelompok, Pastikan anggota kelompok bisa berinteraksi. Buat kegiatan dan penugasan yang jelas untuk tiap kelompok. Pantau bagaimana kelompok berproses.

42. Buat kompetisi dan hadiah

Seperti halnya kelas-kelas tatap muka, kadang kita bisa menambahkan kegiatan yang kompetitif di kelas daring. Pikirkan kerja individual atau kelompok yang bisa dijadikan kompetisi. Masukkan elemen kreativitas dalam kompetisi. Padukan gaya belajar yang berbeda. Siapkan hadiah yang menarik.

43. Parking Lot

Siapkan parking lot untuk "unfinished business" atau isu-isu yang belum bisa dibahas atau dijawab. Berikan kesempatan peserta untuk berpartispasi. Posting di LMS dan cek dalam kelas virtual apakah parking lot sudah direspon atau belum.

44. Buat kegiatan kejutan

Kegiatan kejutan kadang diperlukan untuk membuat peserta antusias. Kejutan bisa dilakukan dengan menambahkan sesi khusus atau membuat metode baru atau menggunakan perangkat baru untuk sesi yang ada. Menambahkan gambar atau video yang terhubung dengan peserta juga bisa jadi kejutan manis.

45. Foto Bersama

Lakukan foto bersama di akhir sesi atau di akhir pelatihan. pastikan semua peserta membuka kameranya. Ingatkan kembali ini adalah foto untuk peserta kelas ini saja dan bukan untuk dibagikan keluar.

46. Gaya Belajar dan Ragam Konten

Ingat, tiap orang punya gaya belajar yang berbeda. Periksa konten-konten digital kita apakah sudah mengakomodir gaya belajar yang beragam. Gunakan minimal 2-3 konten digital dengan ragam media berbeda untuk setiap sesi virtual sinkron.

47. Refleksi, Refleksi, Refleksi

Ini adalah metode penting untuk setiap tahapan sesi. Pastikan kita melakukan cukup refleksi untuk melihat sejauhmana proses pembelajaran relevan dengan kehidupan peserta. Sediakan forum refleksi dalam kelas sinkron maupun asinkron.

48. Jepret dan Posting

Buat Album Kenang-kenangan daring. Lakukan sesi refleksi sembari meminta peserta memotret diri mereka dan posting di perangkat yang sudah disediakan. Gunakan perangkat yang mudah diakses untuk merancang album kenangan.

49. Pilih Alat yang Tepat dan Uji sampai puas

Sebelum menyelenggarakan kelas daring untuk pertamakalinya kita harus memilih dan menentukan perangkat konferensi virtual yang tepat. Ada banyak pilihan yang tersedia, tergantung kebutuhan kita seperti apa. Tapi ingatlah untuk lebih dahulu menguji dan menguasai alat tersebut sebelum kita menggunakannya di kelas.


50. Nikmati waktu kita bersama peserta dan bergembiralah Walaupun ini bagian dari tugas dan pekerjaan, namun jangan ragu menikmati sesi-sesi pembelajaran. Berproses dan bergembiralah bersama mereka, niscaya kelas kita akan penuh energi dengan sendirinya.


Jadi bagaimana? Anda masih punya tips-tips lainnya, silakan tambahkan.....

Comentarios


bottom of page