top of page

Evaluasi Pembelajaran Daring

Updated: Oct 8, 2021

Bagaimana perasaan anda sebagai fasilitator usai pelatihan? Begitu penutupan selesai biasanya kita mungkin lelah namun juga lega karena beban sudah terangkat. Pernahkah kita menyempatkan diri 5-10 menit berefleksi sejauhmana pelatihan tersebut memuaskan kita? Berapa kita ingin memberikan rating atau angka penilaian?

Apakah program pelatihan daring yang kita fasilitasi benar-benar memenuhi tujuannya? Apakah peserta kita pergi dengan rasa puas dan memperoleh semua pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang mereka butuhkan? Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan mengukur efektivitas pelatihan kita. Sayangnya, meskipun pertanyaan-pertanyaan tersebut penting -- bukan hanya bagi manajemen program dan manajemen pelatihan, tapi juga bagi perbaikan kinerja kita sebagai fasilitator -- namun evaluasi pendidikan dan pelatihan seringkali diremehkan dan merupakan salah satu area terlemah dari program pembelajaran daring dimana pun.



Banyak pembelajaran daring gagal mengevaluasi perubahan atau kalaupun ada evaluasi nampaknya masih asal-asalan. Bisa jadi, dari awal mungkin tidak ada standar untuk mengevaluasi. Atau alasan lainnya, memang tidak ada indikator keberhasilan yang ditentukan. Jadi program pelatihan dirancang tanpa tujuan atau sasaran yang dapat diukur.


Kadang-kadang juga karena tim yang terbatas, perancang pelatihan dan fasilitator tidak punya waktu lagi merancang tools atau perangkat evaluasi yang memadai. Berbagai gabungan dari isu-isu ini menjadi alasan mengapa kualitas pelatihan kita tidak mengalami peningkatan. Ketika menuliskan artikel ini saya sungguh-sungguh sedang berefleksi tentang berbagai pengalaman dan perangkat yang bisa digunakan untuk melakukan evaluasi. Beberapa di antaranya bisa jadi sudah anda ketahui. Saya mencoba menelisik apa cara-cara evaluasi yang bisa kita kembangkan. Mari kita cek satu persatu:

1. Umpan Balik Pelatihan Online Salah satu cara paling efektif untuk mengevaluasi kualitas pelatihan online adalah dengan bertanya kepada peserta yang benar-benar berpartisipasi dalam pelatihan daring kita. Merekalah pihak yang paling berkepantingan untuk dimintai pendapatnya, sejauhmana pelatihan yang diikuti mampu membangun keterampilan dan memperluas pengetahuan mereka. Mereka juga paling tahu apa yang berhasil dan apa yang perlu ditingkatkan. Metode umpan balik memberi kesempatan pada peserta untuk berpartisipasi aktif dan memotivasi karena mereka tahu bahwa mereka adalah bagian yang berharga dari proses pembelajaran tersebut. Cara-cara untuk mendapatkan umpan balik:

  • Brainstorming

  • Kelompok Diskusi Terfokus

  • Wawancara

  • Survei kecil

2. Metrik LMS Sistem Manajemen Pembelajaran memungkinkan kita merancang dan menerapkan manajemen pelatihan secara komprehensif. Di dalamnya mengandung banyak data besar yang dapat membantu mengevaluasi desain pembelajaran daring. Misalnya, bagaimana kemajuan peserta dalam menyelesaikan tugas, tingkat partisipasi, peringkat kepuasan terhadap proses dan konten pelatihan. Metrik LMS memberi kita kekuatan untuk mengevaluasi setiap aspek dari strategi pelatihan daring dan mengembangkan tujuan yang terukur. Beberapa solusi LMS bahkan menampilkan laporan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan program.


3. Asesmen Pra dan pasca Pelatihan (Pre-test dan Post-test) Salah satu cara terbaik untuk mengukur kualitas pelatihan kita adalah dengan melakukan penilaian sebelum dan sesudah pelatihan dan kemudian membandingkannya. Penilaian pra-pelatihan memberi gambaran tentang apa yang sekarang diketahui oleh peserta dan kebutuhan belajar mereka. Penilaian akhir menunjukkan seberapa jauh mereka mengalami peningkatan atau perubahan. Jika ada sedikit atau atau sama sekali tidak ada peningkatan, maka kita tahu bahwa kualitas pelatihan mungkin kurang. Kita bisa memadukan penilaian kuantitatif dan kualitatif. Namun pastikan kita tahu apa saja indikator yang hendak diukur terkait konten dan proses pelatihan.


4. Memantau Kinerja atau Rencana Aksi Pasca Pelatihan Ada dua cara umum untuk memantau perubahan peserta. Yang pertama adalah pengamatan pasca pelatihan untuk memeriksa dampak, yang kedua melakukan skenario dan simulasi pelatihan secara daring. Memantau kinerja peserta memberi kesempatan untuk menilai kualitas pelatihan kita berdasarkan kasus per kasus, dan juga memungkinkan kita membuat kursus daring ke depan yang disesuaikan dengan preferensi dan kebutuhan mereka.

Jadi, apakah pelatihan daring kita sudah sesuai standar? Atau kita perlu memikirkan kembali strategi pelatihan daring kita? Pikirkan teknik-teknik evaluasi ini untuk mengukur kualitas pelatihan daring kita dan mengidentifikasi area untuk perbaikan. Kita bahkan bisa menggunakan variasi metode ini setiap tiga bulan untuk terus menyempurnakan pelatihan kita. Buat jadwal monitoring supaya kita ingat melakukannya untuk para alumni pelatihan.

Comments


bottom of page