top of page

Konten Digital untuk Pembelajaran Daring

Updated: Oct 8, 2021

"Di dalam kelas daring, konten atau materi yang dipakai tidak lagi dalam bentuk tercetak. Konten pembelajaran semuanya dibuat dalam versi digital dan disimpan dalam web server, atau dalam platform LMS (learning management system)."


Kalau di kelas tatap muka biasanya guru, dosen, fasilitator dan narasumber membagikan bahan-bahan dalam bentuk teks tercetak yang digandakan. Ada yang membagikannya secara utuh dalam folder terstruktur, ataupun secara acak dalam sesi-sesi yang membutuhkan rujukan. Ketika bahan-bahan tersebut bisa dikonversi dalam format digital, materi pelatihan dan presentasi biasanya dikompilasi, dicetak, dan dibagikan dalam format CD-ROM atau USB dengan logo organisasi.


Di dalam kelas daring, konten atau materi yang digunakan tidak lagi dalam bentuk tercetak. Konten pembelajaran semuanya dibuat dalam versi digital dan disimpan dalam web server, atau dalam platform LMS (learning management system). Peserta bisa mengaksesnya dengan mengunduhnya secara langsung selama berlangsungnya pelatihan.


Keuntungan dari konten-konten digital ini adalah:

  • Melalui koneksi Internet kita bisa melacak respon peserta melalui LMS

  • dapat diproduksi untuk pelatihan bersama maupun pembelajaran mandiri,

  • Dapat diintegrasikan dengan proses fasilitasi, interaksi sosial dan kegiatan kolaborasi online.

  • Memadukan pembelajaran dengan elemen media yang berbeda, seperti teks, grafik, audio dan video.

  • Beberapa bersifat mobile-responsive, artinya dapat juga diakses dari dan ditampilkan dengan baik di perangkat mobile (tablet dan smartphone).

Mengapa kita perlu Konten Digital yang beragam?


Pertama, karena peserta kita berbeda-beda gaya belajarnya, itu harus disadari dan pastinya diakomodir. Biasanya kita kurang memperhatikan masalah gaya belajar peserta ketika berada di kelas tatap muka karena kita bisa langsung melihat respon peserta. Namun dalam kelas daring ini harus diantisipasi sejak awal.


Kedua, keragaman konten diperlukan untuk memastikan ada interaksi dan keterlibatan peserta. Ragam konten akan memberi kebebasan pada peserta untuk menggunakan media yang tepat bagi mereka tanpa harus semuanya dikontrol oleh instruktur atau fasilitator.


Apa saja jenis-jenis konten digital untuk pembelajaran daring?


1. Sumber belajar digital sederhana (simple digital resources)

Ini adalah bahan-bahan yang sifatnya non-interaktif. Artinya peserta hanya bisa membaca atau menonton konten, tetapi tidak dapat melakukan tindakan lainnya. Contohnya adalah:

  • Dokumen elektronik (e-file) berupa hand-out digital, infografis, e-book, e-magazines, jurnal elektronik, dsb.

  • Presentasi PowerPoint (termasuk yang menggunakan suara)

Meskipun tidak interaktif, jika cocok dengan tujuan pembelajaran dan dirancang secara terstruktur, bahan-bahan digital sederhana ini dapat menjadi sumber belajar yang super berharga. Fasilitator bisa menambahkan fitur interaktif dengan cara menggabungkannya dengan konten atau aplikasi lain.


2. Video Bagi pera peserta dengan gaya belajar visual, konten video akan jauh lebih populer dan dianggap lebih menarik daripada teks atau gambar saja. Ada macam-macam jenis penggunaan video dalam pembelajaran daring:

  • Video pelatihan mandiri (stand-alone): KIta bisa memakai video sebagai satu-satunya konten. Misalnya, rekaman video tentang keterampilan tertentu atau peristiwa tertentu.

  • Video yang disematkan (embedded). Ini maksudnya menyematkan video dalam materi pembelajaran yang kita ambil dari domain publik, atau stok rekaman/footages. Ini bisa digabungkan dengan elemen interaktif.

  • Rekaman webinar atau pelatihan. Ini sebenarnya hanya menyediakan rekaman pelatihan atau webinar yang disimpan dalam LMS atau platform lainnya sehingga bisa diakses kembali oleh peserta.

  • Video tutorial. Ini adalah semacam 'video panduan', biasanya menampilkan layar kita dan video dari webcam secara bersamaan. Pada contoh ini ada juga jenis video tutorial software yang biasanya dipakai untuk mengajarkan cara menggunakan software tertentu.


3. Materi Kursus e-learning (e-learning courseware)

Ini adalah materi pembelajaran interaktif yang berdiri sendiri dengan satu atau beberapa tujuan pembelajaran dalam durasi pendek. Konten ini membuat peserta mampu belajar secara mandiri (asinkron) tanpa harus ditunggu dan dipandu oleh fasilitator. Model ini menggabungkan beberapa jenis media, termasuk teks, gambar, animasi, audio dan video. Di dalamnya memberikan materi:

  • perkenalan

  • penjelasan tujuan dan cakupan pembelajaran

  • Materi, presentasi, dan contoh-contoh yang disusun secara sederhana

  • Fitur interaksi: tugas, diskusi, posting pendapat dan pertanyaan dan umpan balik,

  • Glosarium

  • Kuis Penutup


4. Simulasi Dialog

Ini adalah konten interaktif yang mensimulasikan dunia nyata, dan memungkinkan peserta memahami sambil melakukan (learning by experience). Peserta harus merespon apa yang ada di dalam simulasi tersebut. Ini bisa dipakai untuk kelas-kelas keterampilan dan job aids. Contoh simulasi dialog adalah:

  • Simulasi Wawancara

  • Simulasi Teknik Negosiasi


5. Podcast

Saat ini Podcast sudah makin populer dan merupakan konten tambahan yang bagus untuk pembelajaran yang dapat dimasukkan ke platform LMS. Channel podcast juga membantu peserta yang memiliki gaya belajar auditori (mendengar). Keunggulan podcast adalah orang dapat mendengarkannya saat mengemudi ke tempat kerja atau mengantri di supermarket. Dengan kata lain, podcast dirancang untuk orang-orang sibuk tapi masinh ingin belajar.


6. Alat pendukung kerja

Konten ini kadang disebut job aids adalah pembelajaran informal yang mendukung peserta menerapkan keterampilan atau pengetahuan untuk pekerjaannya. Biasanya memberikan jawaban langsung untuk pertanyaan spesifik, sehingga membantu peserta menyelesaikan tugas pekerjaan. Bisa berbentuk online forms atau video atau simulasi dialog, dll. Contohnya adalah:

  • Glosarium teknis

  • Checklist

7. Kuis atau Ujian

Kuis, asesmen, atau pemeriksaan pengetahuan merupakan komponen penting dalam pembelajaran daring. Ini bisa diintegrasikan dalam courseware yang berdiri sendiri atau diintegrasikan dalam LMS dengan tujuan membantu menilai kemajuan peserta dan melihat efektivitas pembelajaran. Ini juga penting untuk mendapat umpan balik. Kuis bisa dipecah per modul atau dilakukan di bagian akhir pelatihan.


8. Permainan

Ada permainan (games) serius, ada juga gamifikasi yang merupakan bagian dari LMS (ada yang berupa point, leaderboard atau badge). Game serius adalah bentuk game yang lebih kompleks yang dapat dikembangkan secara khusus seperti konsol game. Jadi pada dasarnya ini adalah penerapan elemen game dan teknik desain game digital untuk masalah non-game (misalnya isu sosial, atau lingkungan, dsb.).


Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan ketika membuat konten digital:

  • Pertimbangkan gaya belajar peserta kita (auditori, visual, kinestetik, read and write, dsb)

  • Durasi (lamanya kursus dan lamanya sesi)

  • Tingkat kerumitan atau kompleksitas materi atau topik

  • Jenis Pelatihan: Formal atau Non-Formal (berdampak pada metode pengujian atau kuis)

  • Jenis-jenis konten digital lain yang diproduksi (menghindari duplikasi)

  • Akses teknologi yang dimiliki peserta

  • Jenis dan ketersediaan fitur LMS yang digunakan

Comments


bottom of page